SDFSDFSD

SDFSDFSD

Informasi Pendidikan

Pendidikan : Mampu membedakan antara apa yang Anda tahu dan apa yang tidak. Tahu ke mana harus pergi untuk mencari tahu apa yang Anda perlu tahu, dan mengetahui bagaimana menggunakan informasi setelah Anda mendapatkannya. - referensiku.blogspot.com.

Pengertian Pendidikan

Berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, dan berpikiran bebas adalah prinsip pendidikan - referensiku.blogspot.com.

Kata Motivasi Pendidikan

Metode lebih penting daripada materi, guru lebih penting daripada metode, dan jiwa guru lebih penting daripada guru itu sendiri - referensiku.blogspot.com.

Tujuan Utama Pendidikan

Tujuan utama pendidikan adalah untuk menciptakan manusia yang mampu melakukan hal-hal baru, tidak hanya mengulangi apa yang generasi lain telah dilakukan. (Jean Piaget) - referensiku.blogspot.com.

Pendidikan dan Ide Baru

Seorang yang berpendidikan adalah orang yang dapat membuat ide baru, menghibur orang lain dan menghibur dirinya sendiri - referensiku.blogspot.com.

Selasa, 30 September 2014

CONTOH MAKALAH AGAMA TENTANG ESENSIALISME

ESENSIALISME

A.     Hakikat Manusia

Esensialisme menyajikan hasil karya mereka untuk :
a.       Penyajian kembali materi kurikulum secara tegas.
b.       Membedakan program-program di sekolah secara esensial.
c.       Mengangkat kembali wibawa guru dalam kelas, yang telah kehilangan wibawanya oleh progresivisme.
Esensialisme berpendapat bahwa perubahan merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat diubah dalam kehidupan sosial. Perubahan terjadi sebagai kemampuan intele­gensi manusia yang mampu mengenal kebutuhan untuk mengadakan amandmen cara-cara bertindak, organisasi, dan fungsi sosial.

B.     Hakikat Realitas
Aliran ini memiliki konsepsi bahwa dunia ini dikuasai oleh suatu tata yang tiada cela, yang mengatur dunia dan lainnya dengan tanpa cela pula. Realisme yang mendukung esensialisme memiliki pandangan yang sistematis mengenai alam yang merupakan tempat tinggal manusia, pandangan ini dipengaruhi oleh dua golongan ilmu pengetahuan, yaitu fisika dan matematika. Realita menurut realisme obyektif harus ditafsirkan berdasarkan pengertian-pengertian yang mekanistis dan evolusionistis.
Sedangkan idealisme obyektif memiliki pandangan yang bersifat menyeluruh, boleh dikatakan meliputi segala sesuatu. Konsep ini telah diperjelas oleh Hegel, yang mengemukakan bahwa ada sintesa antara ilmu pengetahuan dengan agama dan menjadi suatu pemahaman yang mempergunakan landasan spiritual.


C.     Hakikat Pengetahuan
Pandangan mengenai pengetahuan, aliran ini berpijak pada konsep kedua pandangan yaitu : Menurut realisme dan idelisme. Asosianisme, berasal dari filosof Inggris yang menyatakan bahwa gagasan atau isi jiwa itu terbentuk dari asosiasi unsur-unsur yang berupa kesan-kesan yang berasal dari pengamatan. Kesan tersebut dinamakan tanggapan, ibarat atom-atom dari jiwa.
Behaviorisme, menyederhanakan dari konsep asosianisme. Maka ditetapkan bahwa tingkah laku merupakan istilah dasar, yang menunjuk kepada hidup mental. Behaviorisme pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari proses penanaman kondisi.
 Konekstonisme, merupakan gerakan ketiga yang mempunyai konsep bersifat meningkatkan pandangan dari behaviorisme. Menurut aliran ini, manusia dalam hidupnya selalu membentuk tata jawaban dengan jalan memperkuat atau memperlemah hubungan antara stimulus (S) dan response (R). Dengan cara ini akan terjadi gabungan­gabungan hubungan S-R yang selalu menunjukkan kualitas tinggi­rendah atau kuat lemah.

D.     Hakikat Nilai
Aliran ini menghendaki pendidikan yang bersendikan atas nilai-nilai yang tinggi dan hakiki kedudukannya dalam kebudayaan. Nilai­- nilai tersebut yang sampai kepada manusia melalui sivilisasi dan telah teruji oleh waktu. Tugas pendidikan adalah sebagai perantara atau pembawa nilai dari luar ke dalam jiwa anak didik. Maka anak didik
perlu dilatih agar mempunyai kemampuan penyerapan yang tinggi.






IMPLIKASI PENDIDIKAN

A.     Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan adalah untuk meneruskan warisan budaya dan warisan sejarah melalui pengetahuan inti yang terakumulasi dan telah bertahan dalam kurun waktu yang lama, serta merupakan suatu kehidupan yang telah teruji oleh waktu dan dikenal oleh semua orang. Pengetahuan tersebut bersama dengan skill, sikap, dan nilai-nilai yang memadai, akan mewujudkan elemen-elemen pendidikan yang esensial. Tugas siswa adalah menginternalisasikan atau menjadikan milik pribadi elemen-elemen tersebut. Selain merupakan warisan budaya, tujuan pendidikan esensi­alisme adalah "mempersiapkan manusia untuk hidup".

B.     Peranan Siswa
Seorang siswa yang menghadapi suatu permasalahan akan mungkin untuk merekonstruksi lingkungannya untuk memecahkan kebutuhan yang dirasakanya. Siswa dengan berperan dalam mendukung pengetahuan dan keterampilan dengan diyakini penting yang harus diketahui oleh para anggota masyarakat yang produktif, jadi siswa berperan dalam menyampaikan pengetahuan dan keterampilan pada masyarakat.

C.     Peranan Guru
o   Dalam membentuk para siswa, menangani insting-insting alamiah dan nonproduktif mereka dibawah ini pengawasan sampai pendidikan mereka selesai.
o   Guru dianggap sebagai seseorang yang menguasai lapangan subjek khusus, dan merupakan model contoh yang sangat baik untuk ditiru dan digugu.
o   Menjebatani antara dunia orang dewasa dengan dunia anak.


D.     Kurikulum
Kurikulum esensialisme seperti halnya perenialisme, yaitu kurikulum yang berpusat pada mata pelajaran. Penguasaan terhadap materi kurikulum tersebut merupakan dasar yang esensial bagi general education  yang diperlukan dalam hidup. Belajar dengan tepat berkaitan dengan disiplin tersebut akan mampu mengembangkan pikiran siswa dan sekaligus membuatnya sadar akan dunia fisik sekitamya. Menguasai fakta, dan konsep dasar disiplin yang esensial merupakan suatu keharusan,

E.     Metode
§  Metode tradisional, menekankan pada inisiatif guru
§  Metode pemecahan masalah (Problem solving)

CONTOH MAKALAH PSIKOLOGI TENTANG SATUAN KEGIATAN HARIAN (SKH) TEMA : TUMBUHAN



BAB I



PENDAHULUAN



1.1    Latar Belakang
Taman Kanak-kanak adalah salah satu bentuk pendidikan yang menyediakan pendidikan bagi anak usia 4 tahun sampai memasuki pendidikan dasar, atas dasar keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0486/V/92 tentang Taman Kanak-kanak yang bertujuan :
·         Membantu melestarikan dasar ke arah perkembangan sikap, perilaku, pengetahuan, keterampilan, daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.
Untuk mencapai tujuan yang diharapkan maka perlu ada perencanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di Taman Kanak-kanak yang meliputi :
1.       Bagaimana memilih bahan
2.       Harus ada sumber belajar
3.       Memakai methode/ teknik yang tepat sehingga guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang menarik dan bermakna

1.2    Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.       Sebagai salah satu tugas individu, mata kuliah psikologi perkembangan III
2.       Agar guru dapat membuat perencanaan kegiatan yang sesuai dengan usia dan tingkat penalaran anak
3.       Agar dapat menciptakan lingkungan belajar yang menarik, setelah memberikan rasa aman dan menyenangkan bagi anak didik.
4.       Agar perkembangan pembentukan perilaku dan pengembangan kemampuan dasar diri anak didik dapat tercapai secara optimal
5.       Untuk meningkatkan kwalitas pembelajaran di Taman Kanak-kanak
6.       Untuk memenuhi salah satu tugas individu, mata kuliah psikologi perkembangan III.

BAB II

ISI

2.1    Perencanaan Mingguan
Untuk perencanaan mingguan, guru diharapkan membuat SKM (satuan kegiatan mingguan). Di dalam SKM ini berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai kemampuan-kemampuan yang telah direncanakan dalam satu minggu sesuai dengan tema pada minggu itu
2.2    Perencanaan Harian
Dari perencanaan mingguan (SKM) dijabarkan lagi menjadi satuan kegiatan harian (SKH), pada SKH terlihat kegiatan yang bersifat kelompok, individu ataupun klasikal, pada setiap kegiatan ditulis kemampuan apa yang hendak dicapai termasuk jenis kegiatan dan sarananya.
SKH terdiri dari :
1.       Kegiatan pembukaan
2.       Kegiatan inti
3.       Kegiatan makan/ istirahat
4.       Penutup
2.3    Langkah-langkah Pembuatan Satuan Kegiatan Harian (SKH)
Untuk Perencanaan Harian Guru diharapkan membuat SKH
SKH adalah : Rencana kegiatan untuk satu hari yang merupakan penjabaran dari SKM
SKH harus diuraikan lebih lanjut dan mengandung unsur :
Kegiatan, waktu, kemampuan dan penilaian

Langkah-langkah Pembuatannya :
1.      Pelajari SKM
2.      Tentukan dan tuliskan kegiatan yang telah dijabarkan guru sesuai dengan tahap perkembangan anak dengan tahapan perkembangan anak dengan tahapan perkembangan anak dengan memperhitungkan waktu pada kegiatan itu :
1)      Pembukaan ± 30 menit
2)      Inti ± 60 menit
3)      Istirahat /makan ± 30 menit
4)      Penutup ± 30 menit
Sekaligus teknik dan alat yang digunakan
3.      Tentukan bentuk Kegiatan Ini (kelompok, individual, klasikal).
Apabila memilih kegiatan kelompok tentukan kegiatan kelompok yang diamati/ ditunggui
4.      Pindahkan dan tuliskan semua kemampuan yang ingin dicapai pada hari itu sesuai dengan nomor keode kemampuan dan kegiatan pada SKH.
5.      Pada kolom penilaian dituliskan hasil pelaksanaan kegiatan dan hasil perkembangan kemampuan anak
6.      Tuliskan beberapa kegiatan kelompok dalam inti dan satu kelompok (diberi tanda/ diamati untuk mengetahui/menilai kemampuan/ seluruh anak dalam kemampuan tertentu).

BAB III

PENUTUP

3.1   Kesimpulan dan Saran
Untuk Perencanaan Harian Guru diharapkan membuat SKH
SKH adalah : Rencana kegiatan untuk satu hari yang merupakan penjabaran dari SKM
SKH harus diuraikan lebih lanjut dan mengandung unsur :
Kegiatan, waktu, kemampuan dan penilaian
Langkah-langkah Pembuatannya :
1.      Pelajari SKM
2.      Tentukan dan tuliskan kegiatan yang telah dijabarkan guru sesuai dengan tahap perkembangan anak dengan tahapan perkembangan anak dengan tahapan perkembangan anak dengan memperhitungkan waktu pada kegiatan itu :
1)      Pembukaan ± 30 menit
2)      Inti ± 60 menit
3)      Istirahat /makan ± 30 menit
4)      Penutup ± 30 menit
Sekaligus teknik dan alat yang digunakan
3.      Tentukan bentuk Kegiatan Ini (kelompok, individual, klasikal).
Apabila memilih kegiatan kelompok tentukan kegiatan kelompok yang diamati/ ditunggui
4.      Pindahkan dan tuliskan semua kemampuan yang ingin dicapai pada hari itu sesuai dengan nomor keode kemampuan dan kegiatan pada SKH.
5.      Pada kolom penilaian dituliskan hasil pelaksanaan kegiatan dan hasil perkembangan kemampuan anak
6.      Tuliskan beberapa kegiatan kelompok dalam inti dan satu kelompok (diberi tanda/ diamati untuk mengetahui/menilai kemampuan/ seluruh anak dalam kemampuan tertentu).
3.2   Saran
Adapun saran yang ingin penyusun sampaikan, salah satunya guru diharapkan bisa melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang sesuai dengan garis-garis besar program Kegiatan Belajar Mengajar TK 1994 (GBP TK tahun 1994).











DAFTAR PUSTAKA



1.       Praja, Sofia (1994). Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak (PKB TK tahun 1994). Program Guru Taman Kanak-kanak Islam (PGTK) Tasikmalaya.

2.       Taman Taman Kanak-kanak dan Ravahatul Athfal. (2004). Kurikulum 2004, Standar Kompetensi. Program Guru Taman Kanak-kanak Islam (PGTK) Tasikmalaya.

3.       Pakem di Taman Kanak-kanak (2003). Departemen Pendidikan Nasional, Direkorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.



KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, penyusun dapat menyelesaikan Tugas ini yang berjudul “SATUAN KEGIATAN HARIAN (SKH) TEMA : TUMBUHAN”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah “Psikologi Perkembangan III”.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangannya, hal ini dikarenakan keterbatasan waktu, pengetahuan, dan kemampuan yang dimiliki penyusun. Oleh karena itu, penyusun sangat mengaharapkan adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini, semoga Allah SWT membalas amal kebaikannya. Amiin.
Dengan segala pengharapan dan do’a semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya.

CONTOH MAKALAH CINTA, AKHLAK, AMAL SHALEH



BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Islam adalah satu-satunya agama yang datang dari Allah SWT, untuk menusia, fungsinya sebagai petunjuk dalam menjalani kehidupannya. Islam adalah agama yang lintas zaman, geografi, budaya dan sejenisnya. Islam mengajarkan kita untuk saling menghargai dan mencintai diri, mencintai sesama mencintai lingkungan dan yang pasti mencintai Allah SWT.
Kata “cinta” dewasa ini terkesan milik kristen. Padahal nabi di utus ke dunia ini justru untuk membangun “akhlak”. Sedangkan akhlak dibangun untuk atas dasar iman dan cinta. Dikalangan sufi, cinta adalah prinsip tertinggi moralitas (akhlak). “Amal shaleh” sebagai wujud konkrit akhlak dan buah iman malah syarat dengan ekspresi cinta.

B.     Tujuan
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat mata pelajaran agama.




BAB II
PEMBAHASAN
CINTA, AKHLAK, AMAL SHALEH

A.     Cinta Sebagai Wujud Iman dan Akhlak         

Kata cinta dewasa ini sepertinya milik umat Kristian kata “cinta”, kasih kristus, kasih Bapak di Surga, dan ungkapan cinta lainnya begitu banyak diungkapkan oleh pendeta di gereja.
Sementara kata bernada kekerasan, menakutkan dan membebani ditimpakan kepada Islam. Bahkan ketika para mahasiswa ditanyakan tentang qishash, hukum cambuk dan hukum potong tangan, mereka menjawab bahwa itu semua kejam dan melanggar HAM.
Islam memang bicara wajib, haram, rajam, cambuk qishash, jihad, perang dan neraka tapi Al-Qur’an pun bicara tentang ruhshah (dispensasi), taysir (kemudahan), basyir (memberi kebar gembira), perhiasan, maaf, syafa’at, surga tak terkecuali al-hubungan (cinta).
Al-Qur’an menyebutkan bahwa dalam qishash adalah hukuman mati, sepertinya Al-Qur’antara lain : ini menegaskan bahwa memang qishash itu hukuman mati. Tapi dengan cara ini umat manusia akan terselamatkan dari tindakan saling bunuh diantara anak cucu dan kerabat sang terbunuh sekaligus sebagai pelajaran bagi kita sehingga berfikir ribuan kali ketika hendak membunuh.
Dikalangan sufi, cinta adalah prinsip etika dan moralitas. Dengan kata lain, etika dan moral tidak akan ada tanpa cinta. Menurut sufi beribadah dan beramal saleh yang kita kerjakan hendaknya dalam rangka “cinta” kepada Allah, bukannya mengharapkan surga atau takut neraka. Bila mengharapkan surga atau takut neraka berarti kita telah terjerumus ke dalam kemusyrikan kerena hanya mengejar, “makhluk” Tuhan, bukannya menuju Tuhan yang Maha Esa.
Maqam (tingkatan) “cinta” (mahabah) sebagai maqam tertinggi sufi tidak bisa di kejar dengan pengetahuan dan peribadatan. Sebelum maqam mahabah ini terlebih dahulu kita harus mengejar maqam ma’rifat (mengenal Allah dengan ilmu yakin. Dengan pengkajian mendalam) dan maqam-maqam di bawahnya, diantaranya menghilangkan segala sikap egois dan cinta dunia, kemudian mengisinya dengan ilmu yakin, peribadatan yang ikhlas, dan amal shaleh karena dan untuk menuju ke abadian Allah SWT.
Untuk menggapai “cinta”  abadi, terlebih dulu kita perlu mengenali apa saja penyebab adanya cinta :
1.       Cinta “diri” masing-masing kita begitu cinta terhadap diri sendiri sehingga kita begitu egois dan mementingkan diri sendiri cinta harta, kedudukan, kehormatan dan apa saja yang menempel pada diri kita tidak ada apa-apanya sama sekali tanpa ditempel pada cinta Illahi.
2.       Cinta pada orang lain. Kita biasanya memberikan cinta kepada orang lain karena orang lain itu memberikan cinta dan kebaikan pada kita, semakin besar dan banyak kebaikan yang diberikan, maka semakin besar pula cinta kita kepada orang itu.
Imam Ghazali menunjukan 2 cara mencintai Allah yaitu :
1.       Melepaskan diri dari ikatan-ikatan duniawi, bukan berarti melepas diri sama sekali dengan dunia melainkan justru menguasai dunia
2.       Mengeluarkan kotoran-kotoran hati

·         Tanpa Cinta Berarti Tiada Iman
Cinta di sebut-sebut Nabi sebagai ekspresi keimanan. Tadi iman bukanlah sebuah keyakinan “nol” melainkan suatu keyakinan yang disertai cinta, sedangkan tinggi-rendahnyacinta dapat diukur dari seberapa besar tinggi –rendahnya pengorbanan.
Para nabi teladan- teladan umat itu justru mengekspresikan keimanan mereka dalam bentuk cinta. Allah menghendaki didatangkannya para Nabi itu untuk memberikan teladan dalam keimanan dan kecintaan.

B.     Apa dan Bagaimana Ahlak

·         Tindakan Akhlaki
Ungkapan akhlak dimaksudkan untuk menyebutkan “akhlak al-karimah” (akhlak mulia) atau akhlak al-mahmudah san sebagai lawannya adalah akhlak buruk atau akhlak yang biasa-biasa
Dalam arti yang luas akhlak didefinisikan sebagai segala tindakan yang baik, yang mendatangkan pahala bagi orang yang mengerjakannya, atau segala tindakan yang didasarkan pada perintah syara yang wajib, surat yang haram atau makruh.
Adapun untuk pengertian yang terbatas akhlak hanya dimaksudkan untuk tindakan yang baik, etis dan pelakunya memang patut di puji.
·         Ciri-ciri Perbuatan Akhlak yaitu :
1.       Akhlak merupakan suatu tindakan yang baik
2.       Akhlak merupakan suatu tindakan ikhtian yang patut dipuji, tindakan ikhtian, suatu tindakan yang digerakan oleh usaha
3.       Akhlak merupakan buah dari keimanan
4.       Akhlak bersifat fitri
5.       Akhlak bersifat ta’abbudi, misi utama kenaban adalah untuk menyempurnakan akhlak
6.       Akhlak merupakan moral dan etika universal
7.       Pelanggaran terhadap akhlak akan dikutuk masyarakat
8.       Pelanggaran terhadap akhlak dikutuk hati nurani
·         Faktor yang Memperkuat dan memperlemah Akhlak
o   Faktor yang memperkuat
1.      Mantapnya keimanan
2.      Terbimbing oleh seorang guru yang shaleh
3.      Memiliki pengetahuan agama yang cukup dan benar
4.      Memiliki filosofah hidup yang baik yang sesuai dengan substansi ajaran islam
5.      Memiliki lingkungan pergaulan yang baik
6.      Visioner seorang yang memiliki wawasan ke depan akan mempertimbangkan segala sikap dan tindakannya
7.      Memiliki pekerjaan dan aktivitas
8.      Terpenuhinya kebutuhan pokok
o   Faktor yang memperlemah akhlak :
1.      Hidup mewah
2.      Miskin
3.      Lingkungan pergaulan yang buruk
4.      Menganggur
5.      Minim pengetahuan agama
6.      Negative thinking

C.     Amal Shaleh

Nabi Muhammad SAW mendefinisikan iman dengan sejumlah amal shaleh
Talaludin Rakhmat mengungkapkan bahwa sering kali iman di tandai dengan bentuk amal sosial dari pada amal shaleh yang bersifat ritual
Ibadah ritual sebenarnya tidak banya misalnya shalat, shaum, zakat, haji dan lain-lain, yang dimaksudkan secara langsung “menyembah Allah”. Kebanyakan ibadah ini mengandung dimensi sosial. Seperti zakat dan aqiqah, membagikan harta dan mengundang makan tetangga.
Masih menurut Talaluddin Rakhmat. Islam menekankan ibadah dalam dimensi sosialnya lebih besar daripada dimensi ritual. Alasannya :
1.       Al-Qur’an mengemukan ciri-ciri orang mukmin. Misalnya berbahagialah orang yang beriman yaitu orang yang khusyu dalam shalat, yang mengeluarkan zakat dan lain-lain
2.       Bila mengerjakan ibada ritual itu bersamaan dengan pekerjaan lain yang mengandung dimensi sosial kita diberi pelajaran untuk mendahulukan kepentingan sosial misalnya , ketika nabi sedang shalat sunat beliau berhenti dan membukakan pintu untuk tamu yang datang
3.       Kalau ibadah ritual itu tercatat, kita di anjurkan untuk berbuat sesuatu yang bersifat sosial. Contohnya ketika melanggar chaum kita dianjurkan membayar fidyah (memberi makan kepada pakir miskin).  

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN


A.     Kesimpulan

Islam bukan hanya mengajarkan tentang kekerasan, hukum-hukum dan kewajiban yang sifatnya mengekang tapi juga mengajarkan kita bagaimana mencintai, kasih sayang terhadap sesama dan belajar berbagi dengan sesama
Dengan adanya cinta akan tercipta juga amal shaleh

B.     Saran

Hendaknya kita sebagai muslim berakhlak yang baik, mengasihi dan mencintai sesama.




DAFTAR PUSTAKA



Tim Dosen Pendidikan Islam, Islam Doktrin dan Dinamika Umat, Value Press Bandung, Bandung 2004.


KATA PENGANTAR


Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini merupakan salah satu tugas dalam mata kuliah “Pendidikan Agama Islam” yang dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah tersebut. Makalah ini mengambil judul “CINTA, AKHLAK, AMAL SHALEH”.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam membuat makalah ini, baik berupa bantuan moril maupun materil.
Dalam penyusunan makalah ini kami sadar akan segala kekurangan dan keterbatasannya. Untuk itu kami mengharapkan masukan, kritik dan saran yang membangun dan konstruktif agar penyusunan makalah ini lebih sempurna dimasa yang akan datang.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.



Tasikmalaya,      Nopember 2014


Penyusun





MAKALAH


CINTA, AKHLAK, AMAL SHALEH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam

  Dosen :

 

 


 LOGO


 

  Disusun Oleh :


1.       Anne Laelasari T               0601569
2.       Bibiane Nafilah                 0601529
3.       Fransiska Nurdewi            0601663

  Kelas 1 – B PGTK


 

PROGRAM D – II PGTK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

 KAMPUS TASIKMALAYA

2014