SDFSDFSD

SDFSDFSD

Senin, 06 Oktober 2014

CONTOH MAKALAH TAUHIDULLAH

BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Tauhidullah merupakan akumulasi kesadaran akan fakta bahwa alam berasal dari dan akan kembali kepada Allah. Tauhidullah mempunyai misi untuk membebaskan manusia dari segala belenggu, dominasi atau kendali yang cenderung merusak kemanusiaan dan kemanusiatulan manusia, karena manusia harus bergerak menuju kesempurnaan sesuai dengan kodrat-Nya, untuk itu kita perlu memahami Tauhidullah.

B.     Tujuan

Adapun tujuan penulisan dan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam, dan lebih mendalami Tauhidullah.

BAB II

TAUHIDULLAH

A.     Pengertian Tauhidullah

Tauhid merupakan akumulasi dari kesadaran akan fakta bahwa alam semesta berada berkat suatu kekuatan dan rencana maha tinggi, dan bahwa sistem alam semesta ini berjalan atas suatu kehendak yang arif dan maha bijak Konsep Tauhid ini ingin mengatakan bahwa alam semesta berasal dari Allah dan akan kembali pada Allah. Islam meletakan konse Tauhidullah sebagai prinsip yang komprehensif dan integral, memandang segala kenyataan alam dan perjalanan kehidupan sebagai suatu kesatuan system yang integral, memandang segala kenyataan alam dan perjalanan kehidupan sebagai suatu kesatuan system yang integral Tauhidullah juga harus diartikan menempatkan dan memperlakukan Allah sebagai satu-satunya sentral dalam pencitaan, pertimbangan dan tindakan. Menemapatkan Allah sebagai satu-satunya sentral tidak berarti bahwa manusia harus mereduksi kemanusiaan islam adalah sebuah humanisme yakni agama yang mementingkan manusia sebagai suatu kepentingan utama. Humanisme islam adalah humanisme teosentris yakni yang merujukan prinsip dan nilai-nilainya pada Tuhan.

  B.     Misi Tauhidullah

Misi utama Tauhidullah adalah membebaskan manusia dari segala belenggu, dominasi atau kendali yang cenderung merusak kemanusiaan dan kemanusiawian manusia. Belenggu, dominasi dan kendali tersebut bisa berupa kepercayaan, khurafat, nafsu, thagut, syetan, aliran atau ideologi –ideologi yang secara prensipal bertentangan dengan tuntunan ilahiyah. Tauhidullah mengakumulasikan konsep manusia utuh dan hanya ditemukan dalam kebersamaannya dengan yang maha mutlak. Karena itu manusia bertauhid atau manusia utuh tidak akan kesepian.

  C.     Macam-Macam Tauhidullah

Macam-macam Tauhidullah disini digali dari surat Al-Fatihah. Tidakk diragukan lagi bahwa Al-Qur’an merupakan wacana global menyangkut segala hal mengandung multi dimensi makna.
1.       Tauhidul Rubudiyah
Secara teoritis berarti bahwa Allah adalah satu-satunya yang mencipta, memiliki, mengatur dan mengurus semesta alam. Secara praktis tauhid ini berarti manusia harus melucuti sifat-sifat tercela terutama sombong dan angkuh karena pada dasarnya manusia tidak punya apa-apa.
2.       Tauhidul Asma Was-sifat
Secara teoritis berarti meyakinkan bahwa Allah memiliki nama dan sifat-sifat yang sempurna. Secra praktis, manusia harus mengarahkan perkembangan kesempurnaan pribadinya hanya kepada sifat-sifat Allah.
  3.       Tauhidul Ibadah
Berarti menempatkan dan memperlakukan Allah sebagai satu-satunya yang disembah.
  4.       Tauhidul Isti’anah
Berarti menempatkan dan memperlakukan Allah sebagai satu-satunya tempat berharap dan bergantung.

D.     Implementasi Tauhidullah dalam Berbagai Segi Kehidupan

Orang beriman bergerak dan berbuat karena kesadaran, tidak hanya terseok-seok oleh kepentingan yang bersifat rendahan. Kesadaran tersebut terkait langsung kepada sentral dimana kehidupan merujuk, tergantung dan terarah kesana. Dengan prinsip Tauhidullah, orang beriman harus terus bergerak secara dinamis menuju perubahan ke arah yang lebih baik. Karena itulah Tauhidullah harus dimanifestasikan dalam seluruh segi dan aspek kehidupan.
1.       Tauhidullah dalam bidang pendidikan
Sejalan dengan karakter dasar pandangan tauhidullah, pengembangan pendidikan dalam perspektif ini bersifat komprehensif dan integral. Ini menghendaki kurikulum yang mampu mengintegrasikan aspek akhiyah, ruhiyah dan jasadiyah secara padu dan ruhiyah menempati substansi.
  2.       Tauhidullah dalam bidang IPTEK
Tidak akan terjadi pertentangan antara pengetahuan akliyah dan pengetahuan naqliyah, apabila ilmu akliyah telah dikaji secara objektif dan ilmu naqliyah dipahami secara benar. Karena keduanya harus bertemu dan mengatakan satu kebenaran
  3.       Tauhidullah dalam bidang social budaya
Aktualisasi Tauhidullah dalam konteks social budaya meletakan masyarakat sebagai wahana perealisasian sifat-sifat Allah dalam konteks kemanusiaan. Tauhidullah mengajak manusia berfikir dan melihat kenyataan secara obyektif dalam kehidupan bermasyarakat.
  4.       Tauhidullah dalam bidang ekonomi
Tauhidullah ini menempatkan Allah sebagai sang maha pemiliki mutlak dan manusia sebagai pemilik hak guna pakai yang beraifat sementara.
   5.       Tauhidullah dalam bidang politik
Tauhidullah memandang kekuasaan yang ada pada tangan manusia bersifat nisbi, bukan miliknya secara penuh, yaitu memandang kekuasaan yang dicapai manusia adalah suatu amanat.

E.     Ma’rifatullah

Allah adalah awal dan akhir segala sesuatu. Dialah yang paling nampak dari segala sesuatu dan Dialah  yang berada dibelakang segala sesuatu. Yang dimaksud dengan ma’rifatullah yakni pertemuann fikiran dan kesadaran manusia dengan kebesaran, keagungan, harapan dan ridla-Nya.
Bagaimana dan kapan manusia dapat bertemu dengan-Nya ?
a.       Melalui Ciptaan-Nya
Allah memperkenalkan diri kepada manusia dengan segala cara dan segala jalur komunikasi yang dapat diterima  oleh manusia, yaitu tentang ayat-ayat Allah baik ayat kauniyah dan ayat kauliyah yang dapat menyentuh seluruh sisi hidup dan kesadaran manusia
Untuk bertemu dengan Allah melalui ayat-ayat Allah, manusia diberi kekuatan bashar dan  kekuatan bashirah. Kekuatan bashar dan bashirah harus menumbuhkan kesadaran tinggi, mengantarkan pertemuan indah antara manusia dengan khaliknya, itulah pertemuan fikiran dan kesadaran manusia dengan ridla-Nya.
  b.       Melalui Lafadz Dzikir
Dalam kitab Al- Adzkar tulisan imam Nawawio adalah salah satu kitab yang mengumpulkan berbagai dzikir dan do’a. Rasulullah pada seluruh aktivitas manusia. Do’a atau lapadz dzikir bukan untuk sekedar diucapkan tanpa makna, tapi dengan lafadz-lafadz itu manusia tetapi menghayati kehadiran dan keterlibatan Allah dalam seluruh keadaannya dengan demikian seluruh langkah, usaha, harapan dan tujuannya akan tersandar dan terarah kepada –Nya dan disinilah sesungguhnya tertumpu kekuatann, keberanian, ketenangan dan kepuasan apa yang telah diperolehnya. Pada dasarnya do’a dan dzikir bermakna memohon pertolongan dan perlindungan dari Allah  serta harapan kebaikan secara umum. Lafadz dzikir itu banyak sekali baik yang ditentukan atau tanpa penentuan waktu/ kondisi misalnya bismillah, al-hamdulillah, subhanallah inalilhi dan lain-lain
c.       Melalui Nama dan Sifat-sifat-Nya
Melalui asma-asma Allah serta meyakini bahwa makna tersebut adalah milik Allah, kita memohon kepada Allah melalui Al-asma al-Husna. Muhammad Ali menejelaskan bahwa yang dimaksud dengan al-asma al-husna yakni nama-nama yang menampakan sifat-sifat paling baik dari Dzat Allah. Selain dengan al-asma al-husna ada juga yang disebut fad’uhu biha berarti bahwa manusia harus menyimpan sifat-sifat Illahi dalam fikirannya dan berusaha memiliki sifat-sifat tersebut, sebab dengan itu dapat mencapai kesempurnaan itulah pertemuan indah antara manusia dengan Allah yakni melalui sifat-sifatnya.
  d.      Melalui Perilaku dan Peristiwa yang Dialami
Perilaku dan peristiwa dalam hidup ini hanya bolak balik antara hasil dan gagal, antara senang dan tidak senang. Peristiwa apapun yang dialami manusia akan dapat mempertemukan fikiran dan kesadaran manusia dengan rencana, kehendak dan pilihan Allah  pasti lebih baik dari rencana siapapun. Allah maha pengasih dan maha penyayang disatu pihak dan maha adil di lain pihak, karena itu, mustahil Allah berbuat aniaya, mustahil Allah salah mempelakukan siapapun.
e.       Melalui Pelaksanaan Ibadah
Ibadah merupakan wujud aktualisasi diri sebagai hamba. Shalat merupakan kunci untuk bertemu dengan Allah. Pertemuan dengan Allah melalui ibadah khusus itu bukan shalat saja banyak ibadah-ibadah lainnya yang secara khusus ditetapkan dan ditata seluruh aturab dan caranya langsung oleh Allah dan Rasulnya.

  F.      Implikasi Tauhidullah

Tauhidullah sebagai pondasi kehidupan seorang muslim akan memberi cara pandang  mendasar terhadap segala segi dan aspek kehidupannya, mewarnai corak hidupnya secara khas, akhirnya akan membawa implikasi terhadap kondisi dan penataan sikap dan kepribadiannya. Tauhidullah akan menimbulkan sikap keberanian, keamanan, keselamatanm ketenangan dan lain-lain.
Contoh-contoh yang mengandung nilai-nilai yang dimaksud yaitu :
1.       Keberanian
Tatkala tentara muslim telah berhadapan dengan tentara Quraisy dalam perang uhud
2.       Keamanan
Saat utusan Quraisy yang berpura-pura sebagai kafilah dagang sampai di Madinah untuk menakut-nakuti tentare muslim supaya tidak berangkat ke Badar
3.       Keselamatan
Tatkala yunus dilemparkan kelaut, ikan paus langsung menelannya
4.       Ketenangan
Rasulullah SAW pernah diancam dibunuh oleh seorang musrik Quraisy. Waktu itu beliau sedang beristirahat dibawah pohon kurma, tiba-tiba datanglah seorang musrik menghunuskan pedang dihdapan mukanya sambil berkata “Hai Muhammad siapakah yang akan menolongmu dari pedangku ini ? karena keterarahan dan kepercayaan yang penuh hanya kepada Allah, beliau sama sekali tidak gentar atau takut. Beliau menjawab : “Hanya Allahlah yang menjagaku” dengan ketenangan dan keteguhan hatinya yang penuh bertumpu hanya kepada Allah.

BAB III

KESIMPULAN

  Tauhidullah merupakan akumulasi kesadaran akan pakta bahwa alam berasal dari dan kembali kepada Allah, semuanya bergerak menuju kesempurnaan sesuai dengan kodratnya, karena itu, Tauhidullah harus diartikan menempatkan dan memperlakukan Allah sebagai satu-satunya rujukan dan sandaran dalam seluruh gerak dan diam manusia. Syahadat berarti bahwa saeluruh kenyataan, gerak dan diamnya merupakan kesaksian dan perwujudan Tauhidullah. Karena itu, fikiran dan kesadaran manusia harus senantiasa bertemu dengan kehadiran dan harapan-Nya. Pertemuan inilah yang sesungguhnya dapat memberi jaminan keberuntungan, keamanan, kesenangan dan ketenangan.

KATA PENGANTAR

   Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayh-Nyalah kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Tidak lupa shalawat serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Penulisan makalah ini bertujuan agar kita mampu mengamalkan Tauhidullah atau menghayatinya kehadiran Allah, menjalankan misinya, mengimplementasikannya dalam berbagai segi kehidupan dan mengetahui implikasinya.
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik berupa bantuan moril maupun materil.
Penulis sadar bahwa dalam penulisan maupun penyusunan makalah ini, masih jauh dari sempurna, karena masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam penulisannya maupun penyusunannya. Untuk itu penulis sangat kesempurnaan penyusunan dan penulisan makalah kami.
Akhirnya, penulis mengharapkan agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya, bagi para pembaca umumnya.

  Tasikmalaya,    Desember 2014
 
  Penulis

0 komentar:

Posting Komentar